Bagaimanapun, meski teknologi dan peralatan kedokteran yang dipakai untuk membantu terjadinya kehamilan pada program bayi tabung ini dinilai sudah sangat mutahir, ,namun bukan berarti tanpa kegagalan dan jresiko sama sekali. Ada banyak factor yang menentukan berhasil atau tidaknya program bayi tabung, yang diantaranya adalah usia wanita, cadangan sel telur, lamanya gangguan kesuburan yang dialami pasangan, riwayat ada atau tidaknya kehamilan sebelumnya, derajat kelainan, sarana dan fasilitas teknologi laboratorium, ilmu dan pengalaman yang dimiliki oleh tenaga medis klinik bayi tabung.
Dan dari sekian factor yang menentukan tersebut, factor yang paling penting adalah usia calon ibu. Pada usia kurang dari 30 tahun angka keberhasilannya 35-45 persen, pada usia 31-35 tahun peluang untuk terjadinya kehamilan 30-45 persen, pada usia 36-40 tahun peluang terjadinya kehamilan 25-30 persen dan pada usia lebih dari 40 tahun peluangnya 10-15 persen.
Lantas, apa saja resiko yang mungkin timbul akibat dari program bayi tabung ini, terutama bagi sang calon ibu dan bayinya. Setidaknya ada lima hal yang dapat dicatat di sini yang merupakan resiko umum dari program kbayi tabung ini. Apa saja resikonya?
- Terjadinya stimulasi indung telur yang berlebihan dan memungkinkan untuk terjadinya penumpukan cairan di rongga perut yang menimbulkan efek samping berupa rasa kembung, mual-mual, muntah, dan hilangnya selera makan. Tapi dengan beberapa perawatan khusus dan dibantu oleh dokter ahli, biasanya efek samping ini dapat dihindari atau setidaknya dapat diminimalisir.
- Saat pengambilan sel telur dengan jarum memiliki resiko yang fatal bila tidak hati-hati dan ditangani oleh dokter yang benar-benar ahli seperti misalnya terjadi pendarahan hebat, infeksi, dan juga kemungkinan mengenai kandung kemih, usus dan pembuluh darah. Tapi, dengan persiapan yang matang dan ditangani oleh dokter yang memang ahlinya, dan juga dengan bantuan teknologi ultrasonografi, keadaaan tersebut diyakpini tak akan terjadi.
- Risiko kehamilan kembar lebih dari 2 (dua) akan meningkat dengan banyaknya embrio yang dipindahkan ke dalam rahim. Hal ini akan memberikan risiko akan persalinan prematur yang memerlukan perawatan lama. Dengan mempertimbangkan usia istri dan pembatasan jumlah embrio yang akan dipindahkan ke dalam rahim dapat mengurangi risiko tersebut.
- Tak seperti kehamilan alami yang lebih kuat, kehamilan dari program bayi tabung ini sangat rentan dengan keguguran di luar kandungan. Melalui pemberian hormon dan pemindahan embrio dengan panduan ultrasonografi, keadaan tersebut diharapkan tidak terjadi
- Dan yang terakhir, risiko lain yang timbul dapat berupa biaya yang dikeluarkan, kelelahan fisik, dan stres emosional dalam menyikapi antara harapan dan kenyataan yang terjadi selama mengikuti bayi tabung.
Dari paparan singkat di atas mengenai prosedur, potensi keberhasilan terjadinya kehamilan, dan juga resiko yang mungkin mengintai dari program bayi tabung ini diharapkan pasangan yang sudah bersepakat memutuskan untuk menjalani program bayi tabung, dapat mempermudah dan menambah kesiapan mental, baik itu bagi sang calon ibu maupun calon bapak.
No comments:
Post a Comment