Friday, September 14, 2012

Manfaat Menyusui Pada Bayi

Hamil dan melahirkan adalah proses yang alami bagi kaum perempuan. Dan kecuali pada orang-orang tertentu yang memang tak menghendakinya, kehamilan merupakan suatu anugrah Tuhan yang seyogyanya disyukuri. Untuk itu, demi menjaga anugerah Tuhan dan tidak berujung malapetaka, baik pada sang ibu maupun pada anak yang kelak dilahirkan, ada baiknya jika para ibu memiliki pengetahuan mengenai manfaat ASI agar kelak bayi yang disusui mendapat asupan nutrisi yang baik.

Pada usia kehamilan menginjak ke minggu 16, plasenta atau ari-ari akan terbentuk. Melalui plasenta inilah segala kebutuhan bayi akan disalurkan. Dan setelah bayi keluar dari kandungan, maka menyusui merupakan proses atau kegiatan yang fungsi utamanya adalah menggantikan tugas yang dulu dilakukan oleh plasenta, yakni, bertugas untuk memenuhi asupan nutrisi bagi tumbuh kembang sang bayi. Maka, dalam istilah kedokteran, proses menyusui ini sering juga disebut dengan istilah eksternal plasenta, karena semua proses yang dialami bayi terjadi di dalam kehamilan dilanjutkan setelah kelahiran melalui proses menyusui. Air susu ibu (ASI) dan menyusui adalah dua hal penting yang merupakan kelanjutan fungsi plasenta untuk memenuhi kebutuhan bayi untuk mendapat nutrisi (makanan) terbaik, dan perlindungan berupa zat-zat kekebalan di dalam ASI yang menghindarkan bayi kepada segala macam penyakit. Dua kebutuhan bayi tadi masih disempurnakan dengan fungsi lain yang tidak kalah pentingnya, yakni proses stimulasi yang terjadi selama proses menyusui.

Proses stimulasi atau rangsangan kepada bayi terutama yang menyangkut dengan kelima indera sang bayi pada saat menyusui sangat bermanfat bagi tumbuh kembang otak bayi. Kontak fisik antara ibu dengan bayinya pada saat menyusui yang melibatkan panca indera sang bayi seperti indera penciuman, pendengaran, penglihatan, kulit, dan pengecapan, terutama pada bulan-bulan pertama kelahiran, merupakan saat-saat paling sensitive terhadap rangsangan panca indera bayi dan otaknya. Bayi yang baru dilahirkan memiliki indera penciuman alami yang sangat baik, yang ia gunakan dan latih sejak masih dalam kandungan melalui proses “inisiasi menyusu dini”. Begitupun dengan indera pendengarannya. Indera pendengaran bayi sudah sempurna dan canggih jauh sebelum ia dilahirkan (bayi sudah bisa mendengar jauh sebelum dilahirkan, yakni pada usia kehamilan menginjak usia 20 minggu), memberi kesempatan bayi untuk mendengar napas, suara dan degup jantung ibu selama proses menyusui. Jadi mitos mengenai bayi belum bisa mendengar saat baru dilahirkan yang sering dikatakan oleh orang-orang tua kita dulu merupakan sebuah kesalahan. Sedangkan manfaat selama proses menyusui pada kulit bayi adalah untuk lebih mengoptimalkan kepekaan bayi melalui kulitnya. Kulit bayi di mana terdapat banyak reseptor “syaraf” akan menerima banyak rangsangan saat didekap selama menyusui.

Bagaimana dengan indera penglihatan bayi itu sendiri? Dapatkah bayi melihat ketika umurnya masih dalam hitungan hari sesaat setelah dilahirkan? Memang, penglihatan bayi belum berfungsi baik karena pada bayi yang baru lahir belum keluar kolostrumnya. Tapi, proses ini bisa dipercepat melalui menyusui. Kontak fisik “skin to skin” turut berperan mempercepat keluarnya kolostrum pada mata bayi untuk modal baginya melihat. Saat melakukan “skin to skin contact” dengan meletakkan bayi di dada ibu dalam waktu yang lama, mata bayi begitu terlihat nanar seolah melihat. Itulah yang kemudian ikut merangsang lebih cepat keluarnya kolostrum. Disamping itu, zat-zat yang terkandung di dalam ASI seperti DHA/AA juga juga turut menyempurnakan fungsi penglihatan bayi karena kandungan zat tersebut bersifat merangsang pertumbuhan syaraf otak dan mengoptimalkan fungsi penglihatan terutama pada retina mata.

Rasa yang berubah-ubah pada ASI yang bergantung pada makanan apa yang dikonsumsi sang ibu selama menyusui juga ikut melatih indera pengecapan sang bayi. Begitupun dengan kadang deras dan kadang surutnya ASI ikut juga berperan melatih bayi untuk berpikir cerdas dan mampu “mengatur strategi” tentang apa yang harus dilakukannya agar tak tersedak pada saat ASI yang keluar begitu bancar, dan menghisap lebih kuat ketika ASI yang keluar lebih sedikit.

Disamping itu, menurut penelitian, di dalam ASI terkandung bakteri baik berupa kuman lactobacillus. Kuman lactobacillus merupakan bakteri baik yang member perlindungan pada usus bayi . Kelak bakteri baik ini dapat atau akan melindungi usus bayi dari berbagai macam penyakit yang masuk melalui saluran pencernaan. Jadi, kenapa harus mencekoki bayi dengan susu formula yang bisa jadi tercemar virus, jika sang ibu bisa memproduksi sendiri susu yang jelas-jelas lebih banyak manfaatnya?

No comments:

Post a Comment

Template by - Abdul Munir - 2008